Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa iblislah pencetus munculnya dosa (1Yoh 3:8, Yoh 8:44), namun banyak orang telah dibingungkan oleh hal ini, dalam kebingungannya mereka menganggap hal ini merupakan sebuah misteri, yang lain berfikir bahwa memahami asal mula dosa merupakan sebuah kemustahilan. Banyak di antara mereka mencoba untuk mencari jawaban dari apa yang terjadi dengan mengunakan akal dan kecerdasan yang dimilikinya. Karena ketidakpercayaan dan keragu-raguan terhadap Alkitab ia menyelidiki dari sumber yang tidak dapat memberikan informasi yang tepat sehingga tidak menemukan jawabannya, karena Allah menyatakan rahasia tersebut hanya melalui alkitab. Demikian juga bagi mereka yang menyelidiki Alkitab untuk menemukan jawaban atas kebingungan mereka, mereka gagal memahami karena kebiasaan menafsirkan Alkitab yang salah .
Sebagai contoh, jika kita mencari jawaban akan munculnya dosa yang dicetuskan oleh iblis di dalam kitab suci agama Islam, maka kita akan mendapatkan sebuah pandangan di mana dosa diawali oleh kejatuhan iblis. Terjadi ketika iblis tidak mau bersama-sama dengan para malaikat untuk sujud terhadap manusia. Iblis yang diciptakan dari api merasa lebih tinggi dari manusia, dengan demikian iblis kemudian diusir dari dalam sorga (Al Quran 7:11-12). Jelas sekali bahwa Al Quran memberikan informasi yang jauh dari pada kebenaran Alkitab, jika hal ini dipercaya maka akan timbul pertanyaan yang mengandung bahaya teologi yang sangat riskan, mengapa Allah menciptakan iblis yang akhirnya menjadi musuhnya? Mengapa Allah menciptakan iblis yang berarti musuh Allah dengan dengan demikian apakah Allah menciptakan kejahatan tau dosa?
Lalu bagaimana dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab? Dr. Willmington dalam bukunya “Doctrine of The Satan.” Menyatakan bahwa kisah raja Tirus dalam Yehezkiel 28:12-19 dan kisah nubuatan kejatuhan kerajaan Babel dalam kitab Yesaya 14:12-17 oleh kerajaan Media Persia yang di pimpin oleh raja Koresy adalah gambaran sesungguhnya dari pada iblis. Ia menyatakan bahwa Lucifer adalah malaikat terang yang sudah jatuh karena kesombongannya untuk menyamai Allah. Tetapi pendapat ini mendapatkan perlawanan sengit oleh E.S.P. Heavenor yang berpendapat, bahwa iblis sebenarnya tidak tampil sebagai malaikat yang sudah jatuh, karena masih mempunyai akses ke surga (Ayub 1 dan 2). Sama halnya dengan pakar Alkitab lainya, Derek Kidner, S.H. Widyapranawa dan John B Taylor yang masing-masing dalam bukunya berpendapat bahwa kitab Yehezkiel dan Yesaya tersebut sama sekali tidak menyinggung tentang kejatuhan iblis.
Perbedaan pendapat inilah yang membuat banyak orang untuk berfikir "bijak" dalam menyikapi perbedaan pendapat dengan menyatakan bahwa hal ini merupakan sebuah misteri Ilahi, di mana hanya Tuhan sajalah yang tahu. Tetapi di sini penulis berpendapat bahwa sesungguhnya Alkitab memiliki keterangan yang sangat menjelaskan, sehingga hal ini bukanlah misteri.
A. SISTEM PEMERINTAHAN ALLAH
Allah mendasari pemerintahan yang dibangun di alam semesta ini dengan dasar yang sempurna, yaitu kasih yang tidak terbatas. Ia menggantungkan seluruh hukum-hukum-Nya di dalam kasih (Mat 22:37-40). Seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh Allah di inspirasi dari kasih-Nya yang tidak terbatas dan kekal sepanjang masa, demikian juga Ia mengatur seluruh kehidupan dari mahluk ciptaan-Nya. Ia menjalankan pemerintahan yang adil dan memenuhi hukum-Nya dengan Kasih, supaya seluruh makhluk ciptaan dapat hidup bahagia dan selaras dengan Allah (Mazmur 89:14‑19).
"Allah adalah kasih." 1 Yohanes 4:16. Sifat, dan hukum‑Nya adalah kasih. Hal itu senantiasa demikian dan akan selalu demikian. "Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya," yang "perjalanan-Nya berabad-abad," tidak berubah. Pada‑Nya "tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran," Yesaya 57:15 ; Habakuk 3:6, Yakobus 1:17. - EGW, Sejarah Para Nabi ,hal 16Allah menciptakan mahluk-mahluk yang ada di alam semesta melalui dasar kasih (Kejadian 1;1-31). Ia menciptakan malaikat-malaikat-Nya sebagai pelayan-pelayan di dalam surga yang di berikan kebebasan untuk dapat memilih menurut apa yang dikehendaki-Nya, dengan demikian malaikat-malaikat dapat melayani Allah dengan sukarela dan tidak terpaksa.
“Hukum kasih yang menjadi dasar pemerintahan Allah, kebahagiaan seluruh makhluk ciptaan, bergantung kepada keselarasan sempurna kepada prinsip-prinsip kebenaran agung. Allah menginginkan dari makhluk ciptaan-Nya pelayanan kasih -- penghormatan yang terbit dari penghargaan kepada tabiat-Nya. Ia tidak menyukai kesetiaan yang terpaksa, dan kepada mereka diberikan-Nya kebebasan kemauan agar mereka b oleh memberikan pelayanan sukarela kepada-Nya.”- EGW,Kemenangan Akhir, hal 428Suatu hal yang unik sebab Allah mengambil resiko yang sangat besar dalam mengenalkan diri-Nya yang penuh kasih. Ia menciptakan mahkluk-mahkluk yang sempurna yang dapat jatuh kedalam dosa. Namun Allah memberikan kebahagian yang tiada tara bagi mereka yang mau hidup selaras dengan hukum-hukum Allah yang penuh kasih itu. “Selama semua makhluk ciptaan menyatakan kesetiaan yang penuh kasih, maka terdapatlah keselarasan yang sempurna di seluruh alam semesta.” Ellen G. White, Sejarah Para Nabi, hal 17
B. ANAK ALLAH SANG PENASEHAT AJAIB.
Bapa yang kekal tidak sendirian dalam memimpin alam semesta. Ia memimpin bersama-sama dengan Yesus sang penasehat ajaib Allah (Yesaya 9:5). Ia berkedudukan sejajar dengan Allah dan hanya Dia sajalah yang mempunyai hak untuk ikut serta dalam memerintah alam semesta bersama-sama dengan Allah, karena hanya Yesus sajalah yang merupakan gambar wujud Allah (Ibr 1:3).
“… Kristus, Kalam itu, Anak Allah yang tunggal, adalah satu dengan Bapa yang kekal—satu dalam sifat, dalam tabiat, dalam tujuan —satu‑satunya oknum yang dapat turut serta dalam musyawarah serta maksud‑maksud Allah…" Ellen G White Sejarah Para Nabi, hal 16Allah menempatkan Yesus setara dengan Dirinya dimana semua mahluk surga harus tunduk mengakui kekuasaan-Nya sebagai pencipta (Yoh 1:3). Nyonya Elen G.White menerangkan:
“Raja alam semesta memanggil segenap penduduk surga, agar di hadapan mereka Ia dapat menetapkan kedudukan yang sebenarnya daripada Anak Nya dan menunjukkan hubungan yang ada antara Dia dengan semua makhluk ciptaan. Anak Allah ikut serta dalam pemerintahan Bapa, dan kemuliaan Allah yang kekal menyelubungi keduanya”. Ellen G White, Sejarah Para Nabi, hal 17
C. LUCIFER PENGHULU MALAIKAT.
Allah di dalam pemerintahannya dilayani oleh para malaikat (Lukas 1:19) Ia diciptakan sedikit lebih tinggi dari manusia (Ibr 2:7 ). Malaikat memiliki kesanggupan mental yang lebih tinggi dari pada manusia. Mereka juga memiliki kuasa adimanusiawi. ”Pujilah TUHAN, hai, malaikat-malaikatnya, yang memiliki kekuatan yang perkasa, yang melaksanakan firmannya” (Mzm 103:20). Pengetahuan dan kekuatan para malaikat diperlihatkan ketika dua malaikat membinasakan Sodom dan Gomora dengan api (Kej 19:13, 24). Satu malaikat saja telah menewaskan 185.000 prajurit dalam pasukan Asiria (2 Raj 19:35)
“…Malaikat‑malaikat adalah pelayan‑pelayan Allah yang bermandikan cahaya yang senantiasa terpancar dari hadirat‑Nya dan dengan sayapnya terbang cepat untuk melaksanakan kehendak‑Nya… “ EGW, Para Nabi Dan Bapa, hal 17Dari golongan malaikat itulah muncul sosok Lucifer, yang sebagai malaikat tertinggi didalam kerajaan surga. Nyonya Ellen G. White menuliskan: “Lusifer, "bintang fajar," adalah yang terutama dari antara kerubium, suci tak bernoda. Ia berdiri di hadirat Khalik yang agung dan cahaya yang menyelubungi Allah yang kekal itu terpancar kepadanya.” Para Nabi Dan Bapa, hal 18
Sumber Wikipedia menjelaskan arti kata dari Lucifer. Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" berasal dari kata “ lux/ lucis” yang berarti cahaya, dan “ferre” yang berarti membawa. Dengan begitu kata Lucifer dapat diartikan sebagai “Pembawa Cahaya”, yang adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" yang berarti: “ia yang membawa terang”. Dalam bahasa Ibrani, kata ini diterjemahkan sebagai “bintang fajar”. Oleh karena ini Lucifer sering digambarkan sebagai makhluk terang, bercahaya dan mulia.
Nama Lusifer, pertama kali diberikan oleh Tertulllian dan Agustinus, berdasarkan kata "bintang jatuh" dalam Kitab Yesaya. Nama “Lusifer” memang tidak terdapat dalam Alkitab terjemahan LAI. Hanya ditemukan dalam terjemahan bahasa Inggris versi King James (KJV) : “How art thou fallen from Heaven, O Lucifer, son of the morning! How art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!” (Yesaya 14:12). Sebutan ini berasal dari bahasa latin yang digunakan oleh Jerome, ketika menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa latin yang disebut Vulgata pada abad ke-4. Dalam bahasa Ibrani “Helel”, yang artinya sama dengan Lusifer (dari “Luci” dan “foros”) yaitu “Pembawa Cahaya”. LAI menterjemahkan sebagai “Bintang Timur” (yang kemudian menjadi rancu dengan istilah untuk Yesus sebagai “Bintang Timur” (Wahyu 22:16, Mat2:9)). Jerome memberi nama Lusifer kepada Iblis, beserta para komentator Alkitab lainnya ketika mengomentari ayat Lukas 10:18, “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit”
Lusifer diciptakan Allah bersama-sama dengan para malaikat yang lainnya sebelum dunia dijadikan (Ayub 38:6-7, Yeh 28:13,15). Dia tergolongan malaikat yang disebut kerubim (Yeh 28:14) yang terindah. Nabi Yehezkiel menyebutnya sebagai makhluk yang “maha indah”, suatu gambaran tentang keindahan yang sempurna. Hikmat dan pengetahuannya sangat tinggi, Yeh 28:12 mengidentifikasi lucifer dengan kata “penuh hikmat.”
Kebanyakan dari orang kristen percaya bahwa ia adalah yang disebut sebagai penghulu malaikat. Kata penghulu dalam akar bahasa Yunaninya, berarti “memerintah.” Kata yang sama muncul dalam kata archbishop “uskup kepala”, uskup yang mengepalai uskup-uskup lainnya. Jadi, penghulu malaikat adalah malaikat yang memerintah atas malaikat-malaikat lainnya. Di dalam (Yesaya 14:12) ia muncul dengan dua sebutan sekaligus yaitu bintang timur dan putra fajar.“Wah engkau sudah jatuh dari langit, hai bintang timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”
D. SIFAT MISTERIUS LUCIFER.
Tetapi dengan sifat dasar Lucifer yang tidak mempunyai cela pada awal penciptaanya itu, ia justru mengembangkan pemikiran-pemikirang yang jauh dari kesucian. Ia membangun karakter yang sombong dan melayani diri sendiri. "Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya." Yehezkiel 28:17.
Kitab Yesaya menggambarkan dengan jelas bagaimana kesombongan lucifer yang dipenuhi dengan ambisi-ambisi yang dikembangkan di dalam hatinya. Kata “Aku hendak” muncul sebanyak lima kali dalam dua ayat yang diungkapkan oleh nabi Yesaya. Hal Ini menerangkan tentang rencana yang disusun oleh Lucifer untuk menantang kehendak Allah.
“Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”(Yesaya 14:13-14)Ambisi Lucifer adalah untuk mengangkat dirinya sampai pada posisi kesetaraan dengan Allah. Ia menganggap dirinya begitu bijaksana, begitu cantik, dan begitu mulia hingga ia jelas-jelas berpikir tentang dirinya, “aku dapat menjadi Allah”.
“Di dalam rahmat‑Nya yang besar, sesuai dengan sifat keilahian‑Nya, Allah bersikap sabar terhadap Lusifer. Roh ketidak‑puasan dan kebencian tadinya tidak pernah dikenal di surga. Itu merupakan suatu unsur yang baru, ganjil, bersifat rahasia dan tidak terpikirkan. Lusifer sendiri pada mulanya tidak mengerti keadaan yang sebenarnya akan perasaannya; dan untuk sementara waktu ia takut untuk mencetuskan bayangan‑bayangan serta jalan pikirannya; tetapi ia tidak membuangkannya.”EGW. Para Nabi dan Bapa, hal 20
F. PEMBERONTAKAN LUCIFER.
Lucifer perlahan-lahan merusak kesetiaan sepertiga malaikat Allah dan menyeret mereka ke pihaknya dalam pemberontakannya dan dalam kejatuhannya (Wahyu 12:4). Sebagai tanggapannya, Allah berkata, “Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.” (Yesaya 14: 15).
Dalam Yehezkiel 28, diperoleh gambaran tentang lucifer. Pasal ini dibagi menjadi dua bagian, masing-masing adalah ratapan dan pemberitahuan tentang kesengsaraan. Bagian yang pertama berpusat pada pangeran Tirus; yang kedua tentang raja Tirus.
Pangeran Tirus adalah manusia biasa,tetapi ia menyatakan dirinya sebagai allah. Di lain pihak, sama jelasnya bahwa raja Tirus itu digambarkan seperti bukan manusia. Dalam pasal ini, terdapat keterangan tentang bagaimana Iblis bekerja. Ada pemerintah/penguasa manusia, pangeran Tirus, dan dibelakangnya, dalam alam yang tidak kelihatan, ada penguasa Iblis. Penguasa manusia itu ibarat sebuah boneka yang bergerak dengan tali-tali dari alam yang tidak kelihatan, yang mendikte gerakan-gerakannya.
“Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, kripsopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahanmu diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.”(Yehezkial 28: 12-13)Secara luas para ahli Alkitab telah menerima bahwa Lucifer bertanggung jawab memimpin orkestra penyembahan di sorga. Ia adalah ahli musik dan terus memakai musik sebagai alat untuk menarik orang sampai pada hari ini. Dalam Yehezkiel 28: 14 Lucifer digambarkan sebagai “kerub yang berjaga” (Yehezkiel 28: 14-16). Tampak melalaui ungkapan bahwa Lucifer telah menudungi dengan sayapnya tempat menifestasi kemuliaan Allah di bait-Nya, sama seperti kerub di tabernakel Musa yang menudungi tutup pendamaian dan tempat dimana kemuliaan Allah (Keluaran 37: 9)
Kitab Yehezkiel 28: 14- 15 ini menjelaskan bagaimana Lucifer bekerja. Manusia yang dengan sifat kesombongannya, menyatakan dirinya sebagai Allah yang harus disembah merupakan perwujudan dari karakter iblis yang menjadi ispirasi dari setiap pemikirannya.
Nabi Yehezkiel mengunakan kata “dagang” dalam ayat ini untuk menggambarkan cara Lucifer melakukan pemberontakan (Yeh 28:16). Dalam bahasa Ibrani "rakullah" yang berarti “naik turun” sebagai orang yang suka bercuap-cuap, seorang penghasut, dengan rahasia, menyebarluaskan hasutan.” Pada zaman ini aktifitas ini sangat popular dengan istilas “berkampanye atau melobi”. Bagitulah caranya Lucifer merampas kesetiaan para malaikat.
Contoh lain penggunaan kata “rakullah” supaya dapat melihat keakuratan gambarannya, “Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu” (Imamat 19:16). Ayat ini menggambarkan tentang pemfitnah, seorang yang membawa sindiran dan tuduhan yang tidak benar. Lucifer menuduh Allah dengan tidak benar, menuduh Allah sebagai seorang yang memerintah dengan sewenang-wenang, seorang dictator yang hanya mempedulikan kebesaran dan kemuliaan-Nya sendiri, dengan tidak ada penghargaan bagi para malaikat yang telah melayani-Nya dengan begitu setia ini.
Dalam Amsal 11:13, kata yang sama digunakan kembali, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” Kita melihat suatu pertentangan atau lawan dari pengumpat adalah orang yang memiliki “roh yang setia.”
Dalam Amsal 20, ada contoh lainnya yang sangat jelas dari kata yang sama, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” (ayat 19). Pengumpat dan orang yang bocor mulut sangat erat hubungannya satu sama lainnya. Dengan kata lain, Lucifer membujuk malaikat-malaikat, dengan menanamkan keraguan-raguan terhadap hukum-hukum Allah. Ia menyatakan bahwa hukum Allah tidak relevan dan mengekang mereka, dengan hal itu ia berjanji akan memberikan kebebasan bagi mereka jika ia berhasil.
Dalam Yeremia 6:28 dan 9:4, dan Yehezkiel 22:9 kata ini diterjemahkan sebagai “pemfitnah”. Itu adalah kata yang sama dalam bahasa Ibrani: pengumpat, pemfitnah, orang yang kesana kemari menabur ketidakpuasan dan ketidaksetiaan. Dengan menyalahtafsirkan firman Allah dan dan isu-isu palsu terhadap tindakan-tindakan Allah, ia menghasut penghuni surga, supaya bergabung kedalam pemberontakan.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Sambil bekerja dengan diam-diam dan misterius, dan untuk sementara menyembunyikan maksudnya yang sebenarnya dengan berpura-pura tampak menghormati Allah, ia berusaha untuk membangkitkan ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci, ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengikuti kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati, dengan mengatakan bahwa Allah telah memperlakukannya dengan tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Kristus. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni Surga, agar dengan begitu mereka boleh memperoleh eksistensi yang lebih tinggi. Ellen G. White, Kemenangan Akhir, hal 19.
D. LUCIFER DAN KERAJAANNYA YANG BARU.
Allah menyatakan kebesaran-Nya dan kasihnya, Ia hendak memberikan pengampunan kepada Lucifer. Melalui berbagai cara dan melalui nasehat-nasehat dari malaikat suci, Allah berusaha untuk membuat Lucifer kembali kepada-Nya, tetapi usaha itu tampak sia-sia.
seandainya ia mau kembali kepada Allah, mengakui hikmat Pencipta, dan puas dengan mengisi kedudukan yang telah ditetapkan baginya di dalam rencana besar Allah, maka ia akan dikembalikan kepada jabatannya yang semula. Tetapi keangkuhan menghalanginya untuk menyerah. Ia tetap mempertahankan jalannya, dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu bertobat dan tunduk sepenuhnya kepada Penciptanya dalam pertentangan besar ini. Ellen G.White, Kemenagan Akhir, hal 430.
“Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada Allah, dikasihi dan dihormati oleh seluruh malaikat Surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan Penciptanya. Tetapi kata nabi itu, "Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu." (Yeh. 28:17). Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri."Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.” Ellen G.White, Kemenagan Akhir, hal 427Kesombongan dan keangkuhan yang di miliki oleh Lucifer membuat ia tidak mau menerima kesempatan kedua yang diberikan oleh Allah untuk menerima dan menempati posisi yang sudah Allah sediakan. Ambisi untuk menjadikan diri setara dengan Allah sudah tidak terbendung lagi. Dengan kekuatan dan kelicikan yang di milikinya ia berhasil membawa sepertiga malaikat-malaikat Allah untuk membangun kerajaannya sendiri di luar surga (Wahyu 12:7-9). Ia berhasil meguasai manusia dan dunia ini ( Luk 4:6, 1 Yoh 5:19). Ia menjadikan dirinya sebagai tuhan dari segala kejahatan manusia dan para malaikatnya.
KESIMPULAN
Alkitab menyatakan sangat jelas bagaimana dosa itu dapat terjadi. Allah yang penuh kasih menciptkan mahluk-Nya dengan memberikan suatu anugrah kebebasan dan kehendak untuk memilih. Tetapi Lucifer yang yang diciptakan oleh Allah dengan kemegahan yang dimilikinya justru berubah menjadi sombong dan menyalahgunakan kebebasan yang diberikan.
Tetapi ada seorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari dia yang, setelah Kristus, paling dihormati Allah, dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni Surga. – EGM, Kemenangan Akhir,hal
Demikianlah Lusifer, "pembawa terang itu," yang ikut menikmati kemuliaan Allah, pengawal takhta‑Nya, oleh pelanggaran telah menjadi Setan, "musuh" Tuhan dan makhluk‑makhluk suci serta pembunuh mereka yang oleh surga telah diserahkan kepada pengawasan dan penjagaannya. Ellen G.White. Sejarah Para Nabi, hal 21
DAFTAR PUSTAKA
Willmington. H. L. Doctrine of The Satan . Lynchburg. Liberty Home Bible Institute, 1983.
Heavenor E.S.P. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta. Bina Kasih. 1989.
Widyapranawa S.H. International Theological Commentary. Grand Rapids. Eerdmans. 1990.
Taylor.J.B. Ezekiel An Introduction and Commentary dalam TOTC. England. Inter-Varsity. 1969.
White. E.G. Kemenangan Akhir. Bandung. Indonesia Publising House. 2011
White. E.G. Sejarah Para Nabi. Bandung. Indonesia Publising House. 1994.
_________ . Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta. Lembaga Alkitab Indonesia. 1974.
https://domba-militan.blogspot.com/2016/02/sejarah-lucifer-dan-asal-mula-dosa.html